Jumat, 07 Desember 2007

Topik 63: Jamak Muannats Salim

Bismillahirrahmanirrahim

Pembaca yang dirahmati Allah SWT. Pada topik ini kita akan bahas mengenai Jamak Muannats Salim. Apa itu?

Sebagaimana diketahui jenis kata benda dalam bahasa Arab ada 2, yaitu:
1. Mudzakkar (pria)
2. Muannats (wanita)

Pembagian tersebut berdasarkan sima’i (apa yang didengar) dari perkataan orang Arab. Contoh kata benda yang berjenis Mudzakkar:

البيت – al-baytu : rumah
الولد – al-waladu : anak laki-laki
الرجال – ar-rijaalu : laki-laki dewasa
الباب – al-baabu : pintu
الكتاب – al-kitaabu : buku
القلم – al-qolamu : pena
الفتى – al-fataa : pemuda

Semua kata benda diatas adalah kata benda berjenis mudzakkar. Dan semuanya adalah kata benda tunggal.

Bagaimana bentuk dual (dua buah/dua orang)? Oh ya, bentuk dual ini, saya baru tahu loh, ada. Karena selama ini hanya kenal bahasa Inggris dan Indonesia saja, saya kaget juga begitu tahu, ooo... ternyata di bahasa Arab ada bentuk dual. Dan bentuk dual ini, alhamdulillah, bukan sima’i (alias ada rumusnya). Rumusnya sederhana, tambahkan alif dan nun ( ان ). Sehingga kalau diterapkan di contoh-contoh diatas:

البيت – al-baytu : satu rumah, menjadi البيتان – al-baytaan : dua rumah
الولد – al-waladu: satu anak laki-laki, menjadi الولدان – al-waladaan : dua anak laki-laki
البنت – al-bintu : satu anak perempuan, menjadi البنتان – al-bintaan : dua anak perempuan (eh ngomong2x pulau bintan itu, apa ngambil dari bahasa Arab ya?)

Dan seterusnya. Nah bagaimana, bentuk 3 buah atau 3 orang atau lebih. Ini disebut jamak. Nah kata-kata diatas, bentuk jamaknya, susaaaaaah…. Harus diahafalin… wekk… Orang udah umuran kayak saya ini paling sukar ngafal hik hik… So, singkat kata, jamak mudzakkar itu ada 2 macam. Ada yang teratur (ada rumusnya), ada yang tidak teratur (tidak ada rumusnya, alias harus dihafal jek!!!)

Nah yang beraturan itu disebut: Jamak Salim. Sedangkan yang tidak beraturan disebut Jamak Taksir.

Contoh kata-kata diatas:
البيت – al-baytu : satu rumah. Banyak rumah? البيوت – al-buyuut : banyak rumah. (Ngomong-ngomong dibahasa kita bapaknya kakek disebut buyut, kan?)

Gimana aturannya dari baytu menjadi buyuut? Gak ada. Alias harus dihafal. Jadi singkat cerita, kalau bicara Jamak Mudzakkar, itu lebih kompleks fren... Kudu musti minum gingobiloba (obat vitamin otak -red)... hehehe... Sangking rada kompleks biasanya buku bahasa Arab, misahin dalam satu atau dua bab sendiri, untuk mbahas jamak mudzakkar ini.

Leh leh leh... BTW, kita kan harusnya ngomogin Jamak Muannats Salim (Jamak Perempuan Beraturan) ya...? Eh iya...ya... Kan kita lagi bahas surat Al-Ashr ayat 3...Oke oke... Kembali ke jalan yang benar...

Ingat lagi ayat 3 Surat Al-‘Ashr:

وعملوا الصالحات – wa ‘amiluu ash-shoolihaati

Nah kita sudah bahas kan, masalah waw alif pada kata ‘aamiluu. Sekarang kita bahas kata الصالحات – ash-shoolihaat: yang sholeh-sholeh. Ini adalah kata jadian dari kata kerja صلح – sholiha : sholeh (kata kerja). Lalu isim fai’il (kata kerja pelaku) dari kata sholih tersebut adalah: صالح -shoolihun: yang artinya yang sholih. Kata ini sebenarnya adalah kata shifat, yang setara dengan isim fa’il.

Oke, kita kembali:

الصالح - ash-shoolih: yang sholeh (tunggal)
الصالحان - ash-shoolihaan: dua yang sholeh
الصالحون – ash-shoolihuun : yang sholeh-sholeh – Jamak Mudzakkar Salim

Sekarang kalau kata الصالح – ash-shoolih jika berbentuk Muannats, maka perubahannya sbb:

الصالحة - ash-shoolihah: yang sholeh (tunggal)
الصالحتان - ash-shoolihataan: dua yang sholeh
الصالحات – ash-shoolihaat : yang sholeh-sholeh – Jamak Muannats Salim

Lihat bahwa membentuk Jamak Muannats Salim, sangat sederhana rumusnya. Apa itu? Huruf ta marbuthoh nya ( ـة) diganti menjadi ات . Contohnya:

مسلمة – muslimatun (bisa juga dibaca muslimah): 1 orang wanita muslim
مسلمات – muslimaatun (bisa juga dibaca muslimaat): banyak wanita muslim

الكرة – al-kurah : 1 buah bola
الكرات – al-kuraat : banyak bola

مسرورة – masruuratun : 1 wanita bahagia
مسرورات – masruuraatun : banyak wanita bahagia

شيارة – sayyarah : 1 buah mobil
شيارات – sayyaraat : banyak mobil

Dan banyak lagi kata-kata jamak muannats salim yang bisa dibuat. Intinya kalau bertemu dengan satu kata yang diakhiri dengan ta-marbuthah ةatau ـة maka dapat diduga itu adalah kata benda untuk muannats (wanita) tunggal. Jika ingin membentuk kata jamaknya maka tinggal diubah menjadi ات .

Dalam kalimat kita bisa buat sbb:

This is a car: هذه شيارة – hadzihi syayyaarah : ini sebuah mobil
These are two cars: هاتان شيارتان – haataani syayyaarataan : ini dua buah mobil
These are cars : هآألآء شيارات – haaulaa-i syayyaaraat : ini banyak mobil

Lihat bahwa kata benda penunjuk (isim isyaroh) mengikuti bentuk kata bendanya.

Jika kalimatnya kita buat panjang, artinya kata benda tersebut kita tambahkan lagi shifat, maka contohnya sebagai berikut.

This is the new ball: هذه الكرة الجديدة – hadzihi al-kuratu al-jadiidatu : ini sebuah bola baru.

Lihat juga bahwa shifat (الجديد – al-jadiid) juga mengikuti kata yang dia shifati. Karena kata al-kuratu (bisa dibaca al-kurah) adalah muannats, maka kata shifat nya juga harus muannats. Muannatst nya الجديد – al-jadiid, adalah الجديدة – al-jadiidah (atau al-jadiidatu). Lebih lanjut untuk dual dan jamaknya, sbb:

These are the two new balls: هاتان اكرتان الجديدتان – haataani al-kurataan al-jadiidataan: ini dua buah bola baru.

These are the new balls: هآألآء الكرات الجديدات – haaulaa-i al-kuraat al-jadiidaat : ini bola-bola baru.

Kembali ke topik kita tentang surat Al-Ashr ayat 3:

وعملوا الصالحات – wa ‘amiluu ash-shoolihaati : dan mereka mengerjakan (amalan) yang sholeh-sholeh.

Kita sebutkan ciri-ciri jamak muannats salim yaitu adanya huruf ات pada akhir kata benda tersebut.

Demikianlah telah kita bahas ayat 3 ini, dan kita segera masuk ke penggalan ke dua ayat ini yaitu وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر – wa tawaashaw bil-haqqi wa tawaashaw bish-shobri. Insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar