Jumat, 19 Oktober 2007

Topik 44: Huruf Penyakit

Bismillahirrahmanirrahim.

Pembaca yang budiman, sebelum kita melanjutkan ke topik Latihan Surat Al-Ikhlas ayat 3, ada hal yang perlu kita bahas melanjutkan topik sebelum ini yaitu mengenai huruf illat (atau huruf penyakit). Masih ingat dengan topik sebelum ini? Yaitu mengenai 'Aaidiin dan Faaiziin? Ya, topik 44 ini akan membahas sedikit mengenai huruf illat ini. Kenapa? Karena kedua kata itu mengandung huruf illat.

Huruf Illat ini menurut saya (sebagai pemula dalam belajar bahasa Arab) merupakan topik yang agak sukar... Yah... namanya juga penyakit (illat), wajar kalau sukar. Akan tetapi saya akan coba kupas secara sederhana agar mudah dipahami. Insya Allah.

Oke... apa itu huruf penyakit?

Lho huruf kok ada penyakit, berarti ada huruf yang sehat dong ya? Ya... Anda tepat sekali. Dalam bahasa arab huruf yang sehat (atau disebut shahih) adalah semua huruf kecuali alif, ya, dan waw (اوي). Jadi huruf ilat itu ada 3 saja, yaitu alif, waw, dan ya. Semua huruf lain, adalah huruf shahih (sehat).

Kenapa alif, waw, dan ya itu disebut huruf penyakit? Nah ini yang saya terus terang lama mencari-cari dasarnya kenapa? Sementara ini saya berpendapat kenapa disebut huruf penyakit, karena suatu kata yang ada huruf illat di dalamnya, maka dia biasanya tidak ikut pakem. Nah loh, pakem apa lagi tuh?

Pakem maksudnya pola-pola bahasa Arab yang standar. Ambil contoh kata yang terdiri dari huruf yang sehat, yaitu menulis -ka-ta-ba كتب. Maka karena terdiri dari huruf yang sehat polanya agak mudah:

KKL: كتب - kataba : dia telah menulis
KKS: يكتب - yaktubu : dia sedang menulis

Pola dari KKL ke KKS nya standar:
KKS: ya tambahan kasrah, huruf 1 (kaf) sukun, huruf 3 (ba) dhommah

Contoh lain: memukul ضرب - dhoraba
KKL: ضرب - dhoraba : dia telah memukul
KKS: يضرب - yadhribu : dia sedang memukul

Pola dari KKL ke KKS nya standar:
KKS: ya tambahan kasrah, huruf 1 (dho') sukun, huruf 3 (ba) dhommah

Nah kalau semua huruf nya sehat, pola standardnya merubah KKL ke KKS adalah seperti diatas. Memang untuk huruf ke 2 tidak ada pola standard, bisa fathah, kasrah, atau dhommah (tergantung kamus). Tetapi untuk huruf 1 dan 3 standard polanya.

Sekarang kita bahas kata yang ada huruf penyakitnya:

Contohnya: membaca تلا - talaa

Lihat kata talaa terdiri dari 3 huruf yaitu: ta, lam, dan alif. Nah yang bikin penyakit huruf ke 3 yaitu alif. So, akibatnya apa? Ya, pola diatas tidak bisa dipakai. Coba kita lihat.

KKL: تلا - talaa : dia telah membaca
KKS: يتلو - yatluu: dia sedang membaca

Nah terlihat, huruf ketiga (alif) di KKT, berubah menjadi waw pada KKS nya. Pada pola huruf sehat, tidak terjadi perubahan huruf ini.

Ada lagi yang huruf penyakitnya jadi hilang. Contoh wajada وجد - mendapati

KKL: وجد - wajada : dia telah mendapati (atau menemui, atau memperoleh)
KKS: يجد - yajidu : dia sedang mendapati

Nah terlihat polanya aneh lagi. Huruf pertama di KKT yaitu waw, menjadi hilang pada KKS nya.

Yah gitu deh... namanya saja huruf penyakit. Kadang berubah ke huruf penyakit lain, kadang hilang.

Oh ya terakhir... Kalau bertemu hamzah diatas alif, waw, atau ya, nah ini bukan huruf penyakit loh ya. Jadi pola standard tetap bisa dipakai. Contoh

KKL: قرأ - qora-a : dia telah membaca
KKS: يقرأ - yaqro-u : dia sedang membaca

Terlihat bahwa hamzah tetap ada. Karena hamzah by default bukan huruf penyakit.

Oke... untuk kasus huruf penyakit pada isim fa'il (kata benda pelaku) seperti pada 'aaidin dan faaizin, akan dibahas pada topik setelah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar